5 Lokomotif Uap Ini Jadi Legenda Perjalanan Kereta Api Indonesia
Sejarah kereta api Indonesia --
5 Lokomotif Uap Ini Jadi Legenda Perjalanan Kereta Api Indonesia
KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID –Kemajuan teknologi dan modernisasi perkeretaapian, tak terlepas dari warisan berharga yang terus hidup dalam sejarah kereta api Indoneisa (KAI) .
Adalah lokomotif uap, saksi bisu dari masa lalu yang telah menjadi simbol ikonik dalam industri kereta api.
Meskipun usianya telah berlalu puluhan bahkan ratusan tahun, keberadaan mereka tetap memikat hati masyarakat.
BACA JUGA:Selama Dua Dekade, 261 Orang Dilaporkan Tewas Kecelakaan Kereta Api di India
Sebelum penggunaan lokomotif diesel dan listrik seperti sekarang, dahulu lokomotif uap menjadi kendaraan utama untuk menarik rangkaian kereta.
KAI memiliki sejarah panjang dalam penggunaan dan pelestarian lokomotif uap hingga saat ini.
Selain menjadi bagian dari sejarah perkeretaapian, penampilan ikonik dan khas dari lokomotif uap juga memberikan daya tarik yang unik.
BACA JUGA:Ini Panduan Terbaru Naik Kereta Api Sambut Nataru
Berikut beberapa lokomotif uap yang telah dipreservasi KAI dan dalam keadaan aktif:
1. Lokomotif B25
Lokomotif B25 buatan pabrik Esslingen (Jerman) mulai dioperasionalkan pada tahun 1902. Berarti umurnya sudah 100 tahun lebih.
Sementara dua kereta penumpang berdinding kayu yang selalu setia menemani lokomotif ini disaat operasional kereta wisata adalah buatan tahun 1907.
Perusahaan kereta api Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) membeli lokomotif ini untuk melayani angkutan militer dan untuk melalui rel bergerigi yang ada di rute Ambarawa – Secang.
Jalur kereta api dari Ambarawa ke Secang (termasuk rel bergerigi rute Jambu-Bedono-Gemawang sepanjang hampir 6.5 kilometer) resmi beroperasi pada tanggal 1 Februari 1905.
BACA JUGA:Kecelakaan Kereta Api dan Bus di Tulungagung, Berikut Daftar Korban Meninggal yang Terdeteksi
Lokomotif ini merupakan lokomotif yang unik karena memiliki roda gigi. Fungsi dari roda gigi ini bertugas untuk mengait rel bergerigi yang ada dibawahnya.
Posisi roda gigi ini berada di tengah antara roda-roda lokomotif lain yang berbentuk normal.
Keberadaan komponen roda gigi ini sangatlah vital. Penggunaan roda gigi memungkinkan kecuraman 65 persen dapat dilalui meskipun dengan kecepatan rendah 10 km/jam sedang pada jalur mendatar dapat melaju dengan kecepatan 40 km/jam.
Pada saat menurun, maka roda gigi berfungsi untuk menahan kecepatan kereta api.
Lokomotif uap B25 mempunyai berat 31 ton dan tekanan boiler 12,25 atm. Lokomotif dengan tenaga 360 ini dapat menampung persediaan air 2 m3 serta kayu 1,5 ton.
Kekuatan tarik sebesar 5.340 kg sedang ketika menggunakan roda gigi 10.950 kg.
BACA JUGA:Innalillahi.... Kereta Api Tabrak Bus, 4 Orang Meninggal Dunia di Lokasi
Saat ini masih tersisa 3 (tiga) unit lokomotif uap seri B25 yang masih bisa dijumpai yaitu lokomotif uap B25 02 dan B25 03 yang masih operasional untuk melayani kereta wisata rute Ambarawa – Bedono sedangkan lokomotif uap B25 01 menjadi monumen statis di Monumen Palagan Ambarawa.
2. Lokomotif B51
Selain lokomotif uap B25 02 dan B25 03, di Ambarawa juga terdapat lokomotif B51 12 yang masih aktif. Perusahaan kereta api Staatsspoorwegen (SS) membeli lokomotif uap B51 sebanyak 44 buah dari 3 pabrik yang berbeda yaitu Hannoversche Maschinenbau AG atau yang lebih dikenal dengan nama Hanomag (Hannover, Jerman), Sachsische Maschinenfabrik atau yang lebih dikenal dengan Hartmann (Chemnitz, Jerman), dan Werkspoor (Amsterdam, Belanda).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: